💝 Katekese Iman Katolik
Cara Puasa – Pantang Katolik
Masa prapaskah diawali pada hari Rabu Abu, dengan ditandai misa kudus dan penerimaan abu.
Abu yang dibuat dari daun palma yang sudah diberkati yang digunakan pada Minggu Palma tahun lalu dicampur minyak zaitun dan diberkati.
Dioleskan pada dahi umat Katolik sebagai lambang dan penyadaran diri bahwa manusia itu lemah tak berdaya, berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu.
Orang yang mengoleskan abu (Imam atau Pemimpin Ibadat) mengucapkan “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil”.
Upacara penerimaan abu tersebut sebagai permulaan awal puasa dan pantang umat Katolik yang akan dijalaninya selama 40 hari.
Empat puluh hari ini dihitung mulai hari Rabu Abu sampai Sabtu Suci dan hari Minggu tidak dihitung.
Karena pada hari Minggu, umat Katolik disarankan untuk tidak melakukan pantang dan puasa, Minggu adalah Paskah Tuhan dan sebagai hari Raya, maka Minggu tidak dihitung sebagai hari pantang dan puasa dalam hitungan 40 hari tersebut.
💟 Mengapa 40 hari?
Secara biblis Musa berpuasa 40 hari di atas Gunung Sinai sebelum menerima 10 perintah Allah, Nabi Elia juga berpuasa 40 hari, dan Yesus sendiri selama 40 hari berpuasa di padang gurun sebelum berkarya di hadapan publik.
Bangsa Israel melakukan perjalanan melewati padang gurun yang ganas dan luas dari Mesir menuju Kanaan memerlukan waktu 40 tahun lamanya.
Empat puluh hari pula para rasul didampingi oleh Yesus yang telah bangkit mulia sebelum pada hari yang ke-40 naik ke surga.
Angka 40 mempunyai simbol kesempurnaan dan arti khusus.
Dalam tradisi Indonesia khususnya Jawa, 40 hari juga memiliki makna dan aplikasi tersendiri, seperti mendoakan orang meninggal pada hari yang 40, dan sebagainya.
Demikian pula 40 hari umat Katolik saat ini melakukan persiapan untuk menyambut Paskah, kenangan akan kebangkitan Kristus.
Agar kita juga layak dan pantas menerima anugerah kebangkitan dan hidup kekal bersama Kristus.
Peraturan pantang dan puasa diatur oleh keuskupan setempat.
Dan kebetulan peraturan puasa dan pantang di Indonesia boleh dikatakan terlalu ringan untuk ukuran tertentu.
💟 Bagaimana Cara Berpuasa dan Berpantang yang Benar?
Pantang makan daging atau makanan lain menurut ketentuan Konferensi para Uskup hendaknya dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu kebetulan jatuh pada salah satu hari yang terhitung hari raya; sedangkan pantang dan puasa hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu dan pada hari Jumat Agung, memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan Kita Yesus Kristus.
Peraturan pantang mengikat mereka yang telah berumur genap empat belas tahun; sedangkan peraturan puasa mengikat semua yang berusia dewasa sampai awal tahun ke enampuluh; namun para gembala jiwa dan orangtua hendaknya berusaha agar juga mereka, yang karena usianya masih kurang tidak terikat wajib puasa dan pantang, dibina ke arah cita-rasa tobat yang sejati.
(Kitab Hukum Kanonik 1251-1252)
Sebagai orang Katolik wajib berpuasa pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung.
Jadi, selama masa Prapaskah, kewajiban puasa hanya dua hari saja.
Yang wajib berpuasa adalah semua orang beriman yang berumur antara delapan belas (18) tahun sampai awal enam puluh (60) tahun.
💕 Puasa berarti :
makan kenyang hanya satu kali dalam sehari.
Untuk yang biasa makan tiga kali sehari, dapat memilih
• Kenyang, tak kenyang, tak kenyang, atau
• Tak kenyang, kenyang, tak kenyang, atau
• Tak kenyang, tak kenyang, kenyang
Orang Katolik wajib berpantang pada hari Rabu Abu dan setiap hari Jumat sampai Jumat Agung.
Jadi hanya 7 hari selama masa PraPaskah.
Yang wajib berpantang adalah semua orang Katolik yang berusia empat belas (14) tahun ke atas.
Tidak wajibnya/fakultatif yakni 40 hari selama masa Prapaskah dikurangi Rabu Abu dan 7 Jumat, yaitu 32 hari, karena yang 8 hari adalah wajib.
Wajib artinya mengakibatkan berdosa jika tidak dilakukan.
Sebab jika tidak melakukan berarti telah menunjukkan ketidaksetiaan terhadap ketentuan Gereja dan Tuhan.
Ketidaksetiaan berarti pengingkaran atau pengkhianatan.
Tidak wajib berarti tidak mengakibatkan berdosa jika tidak melakukan yang tidak diwajibkan tersebut, tetapi tetap mendatangkan rahmat jika dilakukan.
💕 Pantang berarti :
• Pantang daging, dan atau
• Pantang rokok, dan atau
• Pantang garam, dan atau
• Pantang gula dan semua manisan seperti permen, dan atau
• Pantang hiburan seperti radio, televisi, bioskop, film.
Karena begitu ringannya, kewajiban berpuasa dan berpantang, sesuai dengan semangat tobat yang hendak dibangun, umat beriman, baik secara pribadi, keluarga, atau pun kelompok, dianjurkan untuk menetapkan cara berpuasa dan berpantang yang lebih berat.
Penetapan yang dilakukan diluar kewajiban dari Gereja, tidak mengikat dengan sangsi dosa.
Dalam rangka masa tobat, maka pelaksanaan perkawinan juga disesuaikan.
Perkawinan tidak boleh dirayakan secara meriah.
Maka cara puasa orang Katolik lebih bersifat personal/pribadi, sangat berkaitan erat dengan laku batin dalam relasi dengan Tuhan.
Bahkan dianjurkan jika orang lain tidak perlu tahu kalau kita sedang berpuasa, tentu aturan ini tidak terlalu mengikat untuk perlakuan terhadap orang-orang dekat, terutama keluarga.
Untuk keluarga harus dilakukan kesepakatan misalnya dengan isteri, anak, dan anggota keluarga yang ada di rumah, supaya ritual puasa berjalan dengan baik.
Karena jika melakukan puasa secara diam-diam terhadap isteri atau suami atau orang tua maka mereka tidak tahu kita sedang puasa atau pantang, lalu disiapkan makanan dengan susah payah tetapi tidak dimakan, tentu justeru menyebabkan masalah yang baru dengan anggota keluarga.
Lalu secara praktis bagaimana cara puasa yang lebih berat yang bisa kita lakukan, berikut beberapa alternatif cara puasa dan pantang Katolik:
Tidak makan dan minum sama sekali selama siang hari, lebih mudahnya mulai pukul 05.00 sampai pukul 18.00 kecuali makan hosti dalam perayaan ekarisiti, atau tidak makan nasi (makanan pokok) selama 24 jam mulai pk. 24 hari Kamis sampai pk. 24 hari Jumat malam.
Atau selama 40 hari selama masa prapaskah, atau memilih makanan sayur-sayuran dan buah-buahan saja, tidak yang lain.
Tidak makan apa pun selama siang hari antara pukul 05.00-18.00 tetapi tetap minum air putih saja.
Dan sebagainya bisa ditentukan sendiri yang mana hikmah dari puasa dan pantang tersebut bisa membawa pembangunan rohani kita dan juga membawa berkah bagi orang lain, melalui penyisihan hasil puasa dan pantang kita berupa makanan dan atau uang yang kita sumbangkan bagi yang miskin dan menderita.
Puasa atau pantang salah satu hakekatnya adalah belajar membangun komitmen.
Komitmen dengan siapa?
Tentu komitmen dengan diri sendiri dan Tuhan, itulah yang paling sulit.
Jika membuat komitmen dengan orang lain mungkin masih dikontrol oleh orang yang kita ajak untuk berkomitment, tetapi jika membuat komitment dengan diri sendiri, hanya kita sendiri yang mengontrol, kita sendiri yang harus mampu bertahan dengan godaan agar tetap bertahan pada komitmen yang telah kita buat.
Banyak orang yang telah mulai sesuatu yang baik, tetapi apakah bisa tetap berkomitmen untuk menyelesaikan sesuatu yang baik yang telah dimulai itu?
Yesus sendiri sebagai teladan kita dalam berkomitmen, Dia bertahan terhadap segala godaan selama hidup-Nya hingga di atas kayu salib dan berakhir dengan kemuliaan kebangkitan.
Segala godaan dan cobaan Yesus terangkum dalam awal karya-Nya, yang dialami dalam masa puasa di padang gurun.
Meskipun mengalami bujuk rayu yang digambarkan dengan pencobaan oleh iblis, Dia tetap bertahan dengan komitmen-Nya.
Maka dalam masa puasa dan pantang ini, mampukah kita bertahan dalam komitmen yang telah kita bikin?
Itulah yang akan kita uji sendiri dalam menjalani pantang dan puasa.
Marilah kita menjalankan Puasa dan Pantang dengan ikhlas demi keselamatan kita, sesama, dan demi kemuliaan Kristus.
Romo Antonius Joko SCJ
Sumber; Fb Wan Ping
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi laman Paroki Yesus Kerahiman Ilahi Aeramo. Silahkan tinggalkan komentar jika bermanfaat.